Desa RANDUPITU
Pemerintah Desa

RANDUPITU

Jl. Raya Gunung Gangsir No. 17 Desa Randupitu Gempol - Kode Pos : 67155
Kecamatan Gempol - Kabupaten Pasuruan
JAWA TIMUR

.

.

Motif Batik Sekar Randu Buatan Desa Randupitu Gempol, Tembus ke Korea

Diposting 9 bulan yang lalu 167 Kali Dibaca
Gambar Berita Motif Batik Sekar Randu Buatan Desa Randupitu Gempol, Tembus ke Korea

#berita

Pasuruan, PONTAS.ID — Berbagai macam cara mengenalkan kearifan lokal kepada generasi muda yang ada di Desa Randupitu, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan. Misalnya dengan mengajaknya belajar membatik.

Kepala Desa Randupitu Muhammad Fuad mulai mengajak para ibu-ibu kader PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) untuk berkreativitas melalui membatik.

“Kami ajarkan mulai mendesain, membatik, proses pewarnaan, menghilangkan malam dengan merebus kain hingga menjadi batik,” ujar Muhammad Fuad saat ditemui pada Kamis (25/7/2024).

Menurutnya, pihaknya menggali potensi kearifan lokal terutama budaya seni dan hasil potensi wilayah Desa Randupitu, supaya masyarakat tahu batik khas Randupitu lewat goresan batik tulis.

“Motif Batik Sekar Randu yang mempunyai kepanjangan (Sesek Karo Randu) bisa tembus ke Mancanegara yakni di Korea, kali ini mahasiswa Unibraw memesan batik bermotif tokoh robot untuk dibawa ke Korea,” ucapnya.

Fuad juga mengajak seluruh masyarakat di Desa Randupitu untuk memviralkan batik tulis khas desa setempat agar bisa terkenal di kalangan masyarakat Pasuruan terutama dan luar Kota .

“Batik tulis rintisan ibu- ibu PKK ini, merupakan batik yang diproduksi sendiri, sehingga batik tulis ini memiliki daya tarik tersendiri di dunia fashion. Ayo siapa lagi kalau bukan kita yang akan besarkan, mengenalkan dan mencintai produk-produk saudara kita sendiri,” pungkasnya.

 

Penulis: Sumarsono/Abdullah

Editor: Rahmat Mauliady

Postingan Lainnya
PERDES PHBS
ISI PERDES PHBS
9 bulan yang lalu 184 Kali Dibaca

Desa Randupitu Gelar MMD: Fokus pada Rumah Sehat dan Perbaikan PHBS
Pasuruan, 12 Desember 2024 – Dalam upaya meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, Desa Randupitu, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan menyelenggarakan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) yang dipusatkan di Balai Desa. Acara ini bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan dan mencari solusi terkait Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) berdasarkan 10 indikator utama. Bu Yuliati, Promkes dari Puskesmas Kepulungan, hadir sebagai narasumber dan menyampaikan materi bertema “Indikator Rumah Sehat”. Sepuluh indikator PHBS yang menjadi fokus antara lain persalinan oleh tenaga kesehatan, pemberian ASI eksklusif hingga usia 6 bulan, partisipasi balita untuk hadir rutin di Posyandu, serta pentingnya olahraga harian dan kebiasaan tidak merokok di dalam rumah.   Dalam rekapitulasi hasil Survey Mawas Diri (SMD) yang dilakukan Kader Kesehatan Desa Randupitu, ditemukan tiga tantangan utama dari 600 keluarga di Desa Randupitu, yaitu : 1. Kurangnya pemberian ASI eksklusif. 2. Kebiasaan merokok di dalam rumah yang masih banyak dilakukan orang. 3. ⁠Rendahnya tingkat kehadiran balita di posyandu Dengan adanya MMD ini, harapannya seluruh pihak, baik kader kesehatan, pemerintah desa, maupun warga, dapat bekerja sama untuk mengatasi tantangan tersebut. Beberapa solusi yang diusulkan meliputi peningkatan edukasi kepada orang tua tentang manfaat posyandu dan ASI eksklusif, serta kampanye intensif tentang bahaya merokok di dalam rumah, kolaborasi dengan Pemerintah Desa untuk penetapkan kawasan Tanpa Asap Rokok.   Sekretaris Desa dalam sambutannya menyatakan optimisme bahwa dengan sinergi dan kesadaran bersama, Desa Randupitu mampu mencapai semua indikator PHBS. “Kami berharap dengan langkah konkret ini, setiap rumah di Randupitu bisa menjadi rumah sehat bagi seluruh anggota keluarga,” ujarnya. Dengan semangat gotong royong dan komitmen bersama, Desa Randupitu bertekad menciptakan lingkungan sehat demi masa depan yang lebih baik. Acara ini dihadiri oleh Promkes dari Puskesmas Kepulungan, Ketua TP PKK, Sekretaris Desa sebagai perwakilan Kepala Desa, Perangkat Desa, Bidan Desa, Organisasi Masyarakat, serta para Kader Kesehatan. Musyawarah ini diharapkan menjadi langkah awal menuju peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya rumah sehat dan pola hidup bersih. Dengan kolaborasi antara pemerintah desa, tenaga kesehatan, dan masyarakat, Desa Randupitu optimis dapat memperbaiki indikator PHBS dan menciptakan lingkungan sehat bagi seluruh warganya.
4 bulan yang lalu 430 Kali Dibaca

SD Muhammadiyah 2 Bangil Kunjungi TPS Pempes Desa Randupitu untuk Belajar Pengolahan Sampah
TPS (Tempat Pengelolaan Sampah) Pempes di Desa Randupitu menjadi destinasi studi lapangan bagi siswa-siswi Sekolah Kreatif SD Muhammadiyah 2 Bangil, Kabupaten Pasuruan, pada hari Rabu, 26 Februari 2025. Kunjungan ini dilakukan dalam rangka kegiatan Study Terap: Belajar dan Mengenal Pengolahan Sampah yang bertujuan untuk memberikan pemahaman praktis tentang pengelolaan sampah yang ramah lingkungan. Sebanyak puluhan siswa siswi dan guru pendamping tiba di TPS Pempes pagi hari dan disambut hangat oleh pengelola TPS serta perwakilan dari Pemerintah Desa Randupitu. Kegiatan ini difokuskan pada pengenalan sistem pengolahan sampah terpadu yang telah berhasil diterapkan di TPS Pempes, mulai dari pemilahan sampah organik dan anorganik hingga proses daur ulang dan pemanfaatan sampah menjadi produk bernilai ekonomi. Siswa-siswi diajak berkeliling melihat proses pemilahan sampah, pengomposan, dan pembuatan produk daur ulang seperti kerajinan tangan dari sampah plastik. Mereka juga diberikan penjelasan tentang bagaimana sampah organik diolah menjadi pupuk kompos yang dapat digunakan untuk pertanian. Selain itu, pengelola TPS Pempes memaparkan upaya-upaya yang telah dilakukan untuk mengurangi volume sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA).   Perwakilan dari Pempes Randupitu menyambut baik kunjungan ini dan berharap kegiatan serupa dapat terus dilakukan. “Kami bangga TPS Pempes bisa menjadi tempat belajar bagi generasi muda. Semoga apa yang mereka pelajari hari ini bisa menjadi inspirasi untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat,” tuturnya.   Melalui kolaborasi antara dunia pendidikan dan pengelolaan lingkungan seperti ini, siswa tidak hanya memahami teori di kelas, tetapi juga melihat langsung praktik pengelolaan sampah yang ramah lingkungan. Harapannya, mereka dapat menerapkan ilmu ini dalam kehidupan sehari-hari untuk menciptakan generasi yang peduli terhadap kelestarian alam.
2 bulan yang lalu 149 Kali Dibaca

Informasi
Map Balai Desa