Ditangan Kreatif Ibu PKK, Batik Sekar Randu Siap Bersaing di Pasaran
Diposting 1 tahun yang lalu
297 Kali Dibaca
#berita
Pasuruan, Pojok Kiri
Nilai-nilai sejarah yang jelas dan
proses perkembangannya merupakan hasil akulturasi antara nilai-nilai
sosial budaya masyarakat yang kemudian disesuaikan dengan sumber daya
alam yang ada sehingga dapat menghasilkan produk yang memiliki nilai
jual.
Dalam sejarahnya desa Randupitu terkenal
sebagai desa pengrajin sesek bambu, Gedek, dan geribikan, itu dikerjakan
di samping rumah atau depan rumah. Mulanya kerajinan bambu dikerjakan
oleh orang tua sebagai pengisi waktu luang apabila pekerjaan di dapur
dan di kebun selesai.
Kerajinan Sesek bambu ini
dilakukan secara turun temurun. Dulu orang tua mereka terinspirasi dari
banyaknya pohon bambu yang melimpah. Namun seiring waktu kini bahan
baku yang dulu melimpah kini makin berkurang karena desa Randupitu jadi
kawasan industri.
Pengrajin
sesek tergerus jaman, hannya beberapa orang yang masih bertahan,
generasi muda penerus budaya lebih memilih kerja di pabrik.
Terinspirasi
dari perjalanan budaya sejarah pengrajin sesek dan nama desa Randupitu,
Muchammad Fuad mengkombinasikannya dengan nama Sekar Randu yang
mempunyai kepanjangan (Sesek Karo Randu).
Muchammad
Fuad, yang biasa di panggil Mas Fuad, kepela desa termuda di kecamatan
Gempol dengan ide kreatif dan inovatifnya, supaya selalu teringat akan
sejarah desa dengan kerajinan Sesek bambunya, Mas Fuad mengaplikasikan
terobosan baru dengan mengajak para ibu-ibu kader PKK (Pemberdayaan dan
Kesejahteraan Keluarga) untuk berkreatif melalui seni batik tulis.
Menurutnya,
segala potensi yang ada di Desanya , terutama di bidang seni budaya dan
hasil potensi wilayah Desa, perlu di aplikasikan, dalam hal ini batik
khas Randupitu. Fuad sangat yakin masyarakat desa Randupitu bisa, karena
mereka adalah keturunan tangan-tangan kreatif.
Dengan
tujuan membentuk dan mengembalikan desa Randupitu desa pengrajin, Mas
Fuad datangkan trainer yang berpengalaman, untuk mengajarkan mulai
mendesain, membatik, proses pewarnaan, menghilangkan malam dengan
merebus kain hingga menjadi batik yang berkualitas.
Dengan
tema Sekar Randu, kepanjangan dari (Sesek Karo Randu). Di jari lentik
ibu-ibu PKK desa Randupitu, hasilnya sangat sepesial. Goresan demi
goresan, Canting yang terbuat dari tembaga dengan gagang dari bambu
seolah punya mata, dengan lemah gemulai canting atau cucuk menari di
atas kain yang telah dipola, mengikuti irama tema Sekar Randu.
Tiupan
mesra canting yang berisi malam ternyata dapat membuka membran cairan
sebelum mengaplikasikan batik, agar cairan malam tetap terjaga pada suhu
70 derajat celsius agar tidak mengental.
"Sebelumnya
saya sangat yakin, dan terbukti goresan batik tulis Ibu-Ibu PKK khas
Randupitu sangat special, tidak kalah dengan produk sejenis dari daerah
lain," ujar Muhammad Fuad saat ditemui pada Kamis (25/7/2024).
Menurutnya,
ciri khas batik Desa Randupitu saat ini bisa bersaing di pasaran,
karena produknya cukup diminati masyarakat, bahkan bisa tembus ke
mancanegara yakni di Korea, kali ini mahasiswa Unibraw memesan batik
bermotif tokoh robot untuk dibawa ke Korea,†ucapnya.
Motif
Batik desa Randupitu memiliki ciri khusus yang menjadi pembeda dengan
batik lain, motif dan coraknya memukau. Selain itu batik dengan tema
Sekar Randu juga memiliki ciri khas yang mencerminkan budaya lokal.
Peran masyarakat sangat di harapkan, bagaimana batik Sekar randu sebagai
produk unggulan Desa Randupitu.
"Saya juga
mengajak seluruh elemen masyarkat untuk memviralkan, batik Sekar randu
sebagai produk unggulan Desa Randupitu, "ucapnya.
Pemdes
terus mendorong kerajinan batik Randupitu dapat menjadikan andalan
ekonomi masyarakat. “Batik Sekar Randu mulai menjadi incaran para
pencinta batik. Orderan di perajin batik mulai meningkat, tentunya
kedepan dapat menghidupkan perekonomian masyarakat karena mampu
menyerap tenaga lokal,†kata Mas Fuad.
"Ayo
siapa lagi kalau bukan kita yang akan besarkan, mengenalkan dan
mencintai produk-produk warga kita sendiri,†pungkasnya. (Syafi'i/Yus).
Postingan Lainnya
KADER DESA RANDUPITU
KADER DESA
2 tahun yang lalu
338 Kali Dibaca
TPQ Baitul Huda Memperoleh Penghargaan Juara 2 Syahril Al Quran pada Festival Anak Sholeh Indonesia
Pada tanggal 27 Agustus 2023, TPQ Baitul Huda Babat Randupitu telah mengukir prestasi membanggakan dengan meraih penghargaan juara 2 Syahril Al Quran dalam Festival Anak Sholeh Indonesia (FASI) ke 12 yang diikuti 24 Fushilat (Forum Silaturrahmi antar TPQ) dari Kecamatan se-Kabupaten Pasuruan. Kegiatan FASI adalah bagian dari program WAKMUKIDIN (Wayahe Mbangun TPQ dan Madin) yang digagas oleh Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Pasuruan. Acara megah ini diselenggarakan oleh FUP (Forum Ukhuwah Pengembangan TPQ) di Pondok Pesantren Al Yasini Desa Ngabar Kecamatan Kraton Pasuruan Tak bisa dipungkiri, keberhasilan ini menjadi hasil kerja keras dan dedikasi tinggi dari para peserta TPQ Baitul Huda Babat Randupitu. Mereka telah menunjukkan ketangguhan dan bakat luar biasa dalam menghafal serta membaca Al Quran dengan baik. Kompetisi Syahril Al Quran menjadi panggung yang memamerkan keindahan bacaan suci Al Quran dan membedah pemahaman mendalam terhadap pesan-pesan suci-Nya. Para pemenang utama dari TPQ Baitul Huda Babat Randupitu yang mengambil bagian dalam kompetisi ini adalah Rizkya Eka Shafara, Najma Zahira, dan Zakiatul Muniroh. Mereka berdua telah tampil gemilang dan mengesankan selama acara tersebut. Keberhasilan mereka adalah hasil dari usaha keras, latihan yang berkelanjutan, dan dukungan penuh dari para pengajar serta keluarga. Prestasi ini tidak hanya merupakan kebanggaan untuk TPQ Baitul Huda Babat Randupitu, tetapi juga menjadi inspirasi bagi seluruh siswa dan anggota TPQ untuk terus mengejar kesempurnaan dalam memahami dan mengamalkan ajaran suci Al Quran. Semoga keberhasilan ini menjadi langkah awal untuk pencapaian lebih tinggi di masa depan dan dapat menginspirasi generasi muda lainnya untuk mencintai dan mendalami Al Quran. Kami menyampaikan selamat dan apresiasi tulus kepada Riskya Eka Shafara, Najma Zahira, Zakiyatul Muniro, dan semua yang terlibat dalam kesuksesan ini. Semoga prestasi ini semakin mendorong semangat kita dalam berkompetisi secara sehat dan memperkokoh kecintaan kita terhadap Al Quran.
1 tahun yang lalu
341 Kali Dibaca
Pemdes Randupitu Gerak Cepat Fogging untuk Cegah Penyebaran DBD
Pemerintah Desa (Pemdes) Randupitu, Selasa (31/12/2024) pagi, langsung mengambil langkah sigap dengan melakukan fogging di salah satu dusun. Langkah ini dilakukan setelah seorang anak di desa tersebut dilaporkan positif terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD). Proses fogging menggunakan bahan pestisida bertujuan untuk memutus mata rantai penyebaran penyakit dengan membunuh nyamuk dewasa penyebab DBD. Kepala Desa Randupitu, Mochamad Fuad, mengonfirmasi adanya kasus DBD tersebut. “Setelah berkoordinasi dengan Puskesmas, kami langsung melakukan fogging di sekitar rumah anak yang terjangkit untuk mencegah penularan ke warga lainnya,” jelas Fuad. Fuad juga menambahkan bahwa meski fogging efektif memberantas nyamuk dewasa, metode ini tidak mampu memusnahkan telur, larva, atau jentik nyamuk. Oleh karena itu, pihak desa mengimbau warga untuk bersama-sama melakukan langkah pencegahan melalui Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). “PSN 3M menjadi kunci utama, yaitu menguras, menutup tempat penampungan air, dan membuang barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk,” pungkas Fuad. Dengan adanya langkah cepat ini, Pemdes Randupitu berharap penanganan kasus DBD dapat dilakukan secara menyeluruh dan tidak terjadi penyebaran lebih lanjut.
10 bulan yang lalu
566 Kali Dibaca
Map Balai Desa
