Pemerintah Desa

RANDUPITU

Jl. Raya Gunung Gangsir No. 17 Desa Randupitu Gempol - Kode Pos : 67155
Kecamatan Gempol - Kabupaten Pasuruan
JAWA TIMUR

.

.

Ditangan Kreatif Ibu PKK, Batik Sekar Randu Siap Bersaing di Pasaran

Diposting 1 tahun yang lalu 241 Kali Dibaca
Gambar Berita Ditangan Kreatif Ibu PKK, Batik Sekar Randu Siap Bersaing di Pasaran

#berita

Pasuruan, Pojok Kiri
Nilai-nilai sejarah yang jelas dan proses perkembangannya merupakan hasil akulturasi antara nilai-nilai sosial budaya masyarakat yang kemudian disesuaikan dengan sumber daya alam yang ada sehingga dapat menghasilkan produk yang memiliki nilai jual.

Dalam sejarahnya desa Randupitu terkenal sebagai desa pengrajin sesek bambu, Gedek, dan geribikan, itu dikerjakan di samping rumah atau depan rumah. Mulanya kerajinan bambu dikerjakan oleh orang tua sebagai pengisi waktu luang apabila pekerjaan di dapur dan di kebun selesai.

Kerajinan Sesek bambu ini dilakukan secara turun temurun. Dulu orang tua mereka terinspirasi dari banyaknya pohon bambu yang melimpah. Namun seiring waktu kini bahan baku yang dulu melimpah kini makin berkurang karena desa Randupitu jadi kawasan industri.


Pengrajin sesek tergerus jaman, hannya beberapa orang yang masih bertahan, generasi muda penerus budaya lebih memilih kerja di pabrik. 

Terinspirasi dari perjalanan budaya sejarah pengrajin sesek dan nama desa Randupitu, Muchammad Fuad mengkombinasikannya dengan nama Sekar Randu yang mempunyai kepanjangan (Sesek Karo Randu).

Muchammad Fuad, yang biasa di panggil Mas Fuad, kepela desa termuda di kecamatan Gempol dengan ide kreatif dan inovatifnya, supaya selalu teringat akan sejarah desa dengan kerajinan Sesek bambunya, Mas Fuad mengaplikasikan terobosan baru dengan mengajak para ibu-ibu kader PKK (Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga) untuk berkreatif melalui seni batik tulis. 

Menurutnya, segala potensi yang ada di Desanya , terutama di bidang seni budaya dan hasil potensi wilayah Desa, perlu di aplikasikan, dalam hal ini batik khas Randupitu. Fuad sangat yakin masyarakat desa Randupitu bisa, karena mereka adalah keturunan tangan-tangan kreatif.

Dengan tujuan membentuk dan mengembalikan desa Randupitu desa pengrajin, Mas Fuad datangkan trainer yang berpengalaman, untuk mengajarkan mulai mendesain, membatik, proses pewarnaan, menghilangkan malam dengan merebus kain hingga menjadi batik yang berkualitas.

Dengan tema Sekar Randu, kepanjangan dari (Sesek Karo Randu). Di jari lentik ibu-ibu PKK desa Randupitu, hasilnya sangat sepesial. Goresan demi goresan, Canting yang terbuat dari tembaga dengan gagang dari bambu seolah punya mata, dengan lemah gemulai canting atau cucuk menari di atas kain yang telah dipola, mengikuti irama tema Sekar Randu. 

Tiupan mesra canting yang berisi malam ternyata dapat membuka membran cairan sebelum mengaplikasikan batik, agar cairan malam tetap terjaga pada suhu 70 derajat celsius agar tidak mengental.

"Sebelumnya saya sangat yakin, dan terbukti goresan batik tulis Ibu-Ibu PKK khas Randupitu sangat special, tidak kalah dengan produk sejenis dari daerah lain," ujar Muhammad Fuad saat ditemui pada Kamis (25/7/2024).

Menurutnya, ciri khas batik Desa Randupitu saat ini bisa bersaing di pasaran, karena produknya cukup diminati masyarakat, bahkan bisa tembus ke mancanegara yakni di Korea, kali ini mahasiswa Unibraw memesan batik bermotif tokoh robot untuk dibawa ke Korea,” ucapnya.

Motif Batik desa Randupitu memiliki ciri khusus yang menjadi pembeda dengan batik lain, motif dan coraknya memukau. Selain itu batik dengan tema Sekar Randu juga memiliki ciri khas yang mencerminkan budaya lokal. Peran masyarakat sangat di harapkan, bagaimana batik Sekar randu sebagai produk unggulan Desa Randupitu.

"Saya juga mengajak seluruh elemen masyarkat untuk memviralkan, batik Sekar randu sebagai produk unggulan Desa Randupitu, "ucapnya.

Pemdes terus mendorong kerajinan batik Randupitu dapat menjadikan andalan ekonomi masyarakat. “Batik Sekar Randu mulai menjadi incaran para pencinta batik. Orderan di perajin batik mulai meningkat, tentunya kedepan dapat menghidupkan perekonomian masyarakat karena mampu menyerap tenaga lokal,” kata Mas Fuad.

"Ayo siapa lagi kalau bukan kita yang akan besarkan, mengenalkan dan mencintai produk-produk warga kita sendiri,” pungkasnya. (Syafi'i/Yus).

Postingan Lainnya
Batik Sekar Randu Kegiatan PKK Membatik Motif Baru bersama Mahasiswa KKN Universitas Negeri Malang
Kelompok PKK Desa Randupitu bersama mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Negeri Malang menggelar kegiatan pelatihan membatik dengan motif baru bertajuk “Batik Sekar Randu”, pada Rabu, 30 Juli 2025. Kegiatan ini bertujuan untuk melestarikan budaya batik sekaligus mengenalkan inovasi motif khas lokal yang terinspirasi dari identitas desa. Kegiatan berlangsung di Balai Desa Randupitu dan diikuti oleh para ibu-ibu PKK yang antusias belajar teknik membatik yang dikombinasikan dengan sentuhan modern. Mahasiswa KKN memberikan pendampingan mulai dari proses sketsa motif, pewarnaan, hingga teknik fiksasi warna. Motif Sekar Randu yang diperkenalkan mengangkat simbol pohon randu (kapuk) sebagai representasi kearifan lokal dan keteguhan perempuan desa. Motif ini diharapkan menjadi ciri khas baru batik Desa Randupitu yang dapat dikembangkan untuk tujuan ekonomi kreatif. Menurut Ibu Ketua PKK Desa Randupitu, pelatihan ini menjadi langkah awal membentuk usaha batik desa yang dikelola oleh kader PKK. “Kami berterima kasih kepada adik-adik KKN Universitas Negeri Malang yang telah memberikan ide, ilmu, dan semangat baru untuk memberdayakan ibu-ibu PKK,” ujarnya.   Dengan adanya pelatihan ini, masyarakat berharap Batik Sekar Randu dapat menjadi identitas sekaligus peluang ekonomi yang berkelanjutan bagi warga Desa Randupitu.
1 bulan yang lalu 86 Kali Dibaca

INDUSTRI DI DESA RANDUPITU
PABRIK SE DESA RANDUPITU
2 tahun yang lalu 333 Kali Dibaca

Memperingati HUTRI ke-78, Dusun Gesing Desa Randupitu Gempol Pasuruan Meriahkan Hari Kemerdekaan RI
Dusun Gesing, yang terletak di Desa Randupitu, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan, merayakan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUTRI) ke-78 dengan semangat dan kebahagiaan. Hari Minggu, 3 September 2023, menjadi momen bersejarah yang diisi dengan berbagai kegiatan meriah dengan tema "Sedekah Bumi dan Karnaval Bentuk Rasa Syukur." Acara peringatan HUTRI ini dihadiri oleh lebih dari 500 warga Dusun Gesing, yang dengan antusias berkumpul untuk merayakan bersama dan mengungkapkan rasa syukur atas kemerdekaan Indonesia. Berbagai kegiatan menarik dilaksanakan sepanjang hari, menghadirkan semangat persatuan dan gotong royong yang tinggi di antara warga dusun ini. Kegiatan utama dalam peringatan HUTRI ke-78 ini adalah upacara Sedekah Bumi, yang digelar di Balai Dusun Gesing. Warga Dusun Gesing bersama-sama menyumbangkan hasil bumi mereka sebagai wujud syukur atas kelimpahan yang diberikan oleh tanah air. Berbagai jenis hasil pertanian seperti padi, jagung, sayur-sayuran, dan buah-buahan ditampilkan dalam upacara ini. Selain Sedekah Bumi, karnaval menjadi highlight lain dari perayaan ini. Dengan semangat yang berkobar-kobar, warga Dusun Gesing mengenakan beragam kostum kreatif yang mewakili keanekaragaman budaya Indonesia khususnya budaya Madura yang mayoritas penduduk Dusun Gesing adalah dari Etnis Madura. Karnaval ini juga diikuti oleh anak-anak sekolah, pemuda-pemudi, serta berbagai kelompok masyarakat lainnya yang berpartisipasi dalam parade yang penuh warna.  Seperti halnya pada karnaval-karnaval sebelumya penampilan ogoh-ogoh kreatif dari masyarakat setempatpun ikut memeriahkan, seperti contoh ogoh-ogoh berbentuk Kera Putih Raksasa, Dua Orang yang sedang Carok, Ancak berbentuk Naga dari buah dan sayur, dan lain sebagainya.  Peringatan HUTRI ke-78 di Dusun Gesing Desa Randupitu Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan berlangsung dengan meriah dan penuh semangat, memperkuat ikatan antara warga dusun dan memupuk rasa cinta tanah air yang mendalam. Semoga semangat ini terus berkobar dan memberi inspirasi bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk terus berkontribusi dalam pembangunan negara tercinta.
1 tahun yang lalu 289 Kali Dibaca

Informasi
Map Balai Desa