Penutupan KPPS Desa Randupitu Sukses Digelar dengan Rangkaian Acara yang Meriah
Penutupan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Desa Randupitu berlangsung meriah di Balai Desa Randupitu pada hari Kamis, 28 November 2024. Acara dimulai dengan sambutan Ketua Panitia Pemungutan Suara (PPS) Desa Randupitu, Bapak Mas'ud, yang mengapresiasi kerja keras seluruh pihak yang terlibat.
Dalam sambutannya, Bapak Mas'ud menyampaikan rasa syukur atas kelancaran proses pemilihan di desa tersebut. "Syukur Alhamdulillah, berkat kerja sama kita semua, mulai dari PPS, Linmas, hingga panitia, Pilkada di Desa Randupitu berjalan dengan lancar. Meskipun ada kendala seperti hujan, semangat teman-teman tetap luar biasa," ujarnya. Ia juga menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung, seraya menekankan bahwa sukses tidak dapat diraih sendirian.
Selain itu, Bapak Mas'ud juga menyinggung tingkat partisipasi pemilih yang lebih rendah dibandingkan Pilpres, namun menegaskan bahwa kewajiban panitia sudah dijalankan dengan baik. Ia mengingatkan bahwa tugas panitia belum sepenuhnya selesai karena kontrak kerja berlangsung hingga 8 Desember.
Acara dilanjutkan dengan pengumuman hasil seleksi TPS terbaik oleh Mbak Radhita Restu Pratiwi selaku juri. "Terima kasih kepada teman-teman KPPS atas kerja keras dan kekompakannya. Kami telah melakukan penilaian untuk TPS terbaik, mulai dari tingkat kehadiran hingga kekompakan, dan hasilnya akan diumumkan pada acara Randupitu Fun Day di Dusun Babat pada 1 Desember mendatang," ujar Mbak Radhita.
Rangkaian acara kemudian ditutup dengan pembagian bisyaroh untuk para petugas KPPS, dilanjutkan sesi foto bersama sebagai kenang-kenangan atas momen kerja sama yang baik selama pelaksanaan Pilkada.
Acara penutupan ini menjadi momentum penghargaan atas kerja keras seluruh elemen masyarakat yang terlibat, sekaligus mempererat tali silaturahmi di Desa Randupitu.
Pasar Murah Desa Randupitu Meriahkan HUT RI ke-79 di Kabupaten Pasuruan
Kegiatan Senam Bersama di Dusun Babat
Ngaji Asik Lawan Narkoba: GP Ansor Bangil Gandeng BNN dan Polisi Edukasi Masyarakat Lewat Ngaji Cafe to Cafe
Dipandu oleh tokoh muda karismatik Gus Romi, kegiatan ini sukses menyedot perhatian ratusan warga Randupitu dan desa sekitar. Wajah-wajah antusias memenuhi lokasi acara, menandakan bahwa pendekatan komunitas berbasis spiritual dan kekinian ini mendapat sambutan luar biasa. Tampak hadir dalam kegiatan ini tokoh-tokoh penting, di antaranya Kepala Desa Randupitu Mochamad Fuad, Kepala BNN Kabupaten Pasuruan Masduki, KBO Satresnarkoba Polres Pasuruan Iptu Indranata, Ketua PC GP Ansor Bangil Abdul Rozak, dan Wakil Ketua Bidang Kesehatan Subkhan.
Dalam pesannya, Subkhan menyoroti pentingnya membangun kesadaran kolektif akan bahaya narkoba. Ia tak segan menyampaikan peringatan keras agar masyarakat menjauhi barang haram tersebut. “Kalau sudah berani nyoba narkoba, pilihannya cuma dua: dijemput polisi, atau dijemput malaikat,” ujarnya tegas, yang disambut gelak dan tepuk tangan peserta.
Senada dengan itu, Iptu Indranata dari Polres Pasuruan menekankan pentingnya ketahanan pribadi sejak usia muda. Menurutnya, generasi muda harus dibekali dengan pengetahuan dan nilai-nilai yang kuat agar tidak mudah terpengaruh lingkungan negatif. “Kita semua punya peran mencegah. Narkoba bukan hanya masalah hukum, tapi juga masalah masa depan,” tegasnya. Kepala Desa Randupitu, Mochamad Fuad, menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas kolaborasi antara aparat, tokoh pemuda, dan elemen masyarakat. Ia berharap kegiatan semacam ini bisa terus berlanjut dan menjangkau komunitas-komunitas lainnya. “Semoga ketua RT, RW, dan tokoh masyarakat yang hadir hari ini bisa menjadi penyambung lidah untuk menyebarkan pesan penting ini ke warganya,” ucap Fuad. Sementara itu, konsep “Ngaji Cafe to Cafe” yang dicetuskan Gus Romi dinilai sebagai pendekatan segar dalam penyuluhan sosial. Dengan membaurkan dakwah, edukasi, dan gaya nongkrong ala generasi muda, pesan tentang bahaya narkoba bisa diterima tanpa kesan menggurui. Melalui kegiatan ini, GP Ansor Bangil kembali menegaskan peran penting organisasi kepemudaan dalam menjaga bangsa dari ancaman narkotika. Lewat metode yang membumi dan relevan dengan kultur lokal, mereka membuktikan bahwa perubahan bisa dimulai dari warung kopi hingga ke relung hati masyarakat.



